CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Minggu, 27 Desember 2009

eSATA vs USB

Interface SATA, cepat atau lambat mulai menggeser pendahulunya IDE untuk parallel ATA. Ini bukan berita baru lagi. Bagaimana dengan eSATA? Sudah pantaskan interface yang terutama digunakan untuk storage eksternal ini diperhitungkan? Layakkah mempertimbangkannya menjadi salah satu paramater, katakanlah dalam pemilihan sebuah motherboard.

Ukuran kapasitas harddisk yang demikian besar, tidak menjadi solusi ideal untuk semua orang. Selain kapasitas, kemampuan untuk dapat dipindah dengan mudah, terkadang menjadi sebuah parameter yang dibutuhkan. Baik itu untuk kebutuhan back-up, mengumpulkan data, fi le multimedia, dan seterusnya. Maka, hadirlah beragam eksternal storage. Sebelumnya sudah lebih dikenal beragam storage eksternal dengan interface USB dan FireWire. Meskipun cukup banyak yang menyertakan interface FireWire, namun keberadaan interface USB lebih populer dan banyak ditemukan di beragam perangkat. Kali ini eSATA akan dibandingkan dengan USB. Akan dibahas menjadi tiga bagian utama. Perbandingan fi tur dan spesifi kasi, kecepatan dan kinerja dari kedua interface tersebut, juga dari sisi kompatibilitas untuk kedua interface tersebut. Manakah yang ideal sebagai interface untuk storage eksternal? Akankah eSATA segera menggeser kepopuleran USB?


Fitur dan Spesifikasi:
Berbeda dengan USB yang sudah diperkenalkan sejak tahun 1996, dan pengembangan terakhir pada versi USB2.0 di tahun 2000 yang lalu. Bandingkan dengan SATA yang baru diperkenalkan mulai tahun 2003, yang kemudian dikembangkan menjadi interface ekternal dengan eSATA-nya. Dari tahun perkenalan dan pengembangannya pun sudah terlihat sebuah era yang berbeda. Kesamaan utama keduanya, ada pada penggunaan transfer data secara serial. Demikian juga dengan basis penggunaan teknologi yang memang berbeda. Diperuntukkan lebih khusus untuk interface perangkat eksternal, USB dikembangkan dengan tujuan utama memudahkan penggunaan beragam perangkat serial yang banyak digunakan, menggunakan sebuah bentuk interface tunggal yang baku. Dengan menyertai kemampuan plug-andplay, berikut kemampuan hot swap. Ini setidaknya mengurangi kebutuhan me-restart sistem saat memasang dan mencabut. Perangkat USB juga terus mengusahakan penggunaan dengan konsumsi daya yang minim, sehingga tidak memerlukan catuan daya tambahan. Walaupun untuk yang satu ini, pada pengembangannya terlihat beberapa jenis perangkat yang masih memerlukan tambahan catuan daya. Sedangkan, SATA mengikuti pola kesederhanaan dari USB. Dengan kombinasi sebagai interface storage untuk PC. Dan jadilah sebuah interface koneksi yang lebih sederhana daripada 40 kabel untuk PATA. Penggunaannya untuk storage eksternal mulai digunakan pada pertengahan tahun 2004. Masih dengan standardisasi yang kebanyakan sama dengan SATA, kecuali untuk signaling potential yang memiliki toleransi yang lebih besar. Keunggulan dibandingan interface USB dan juga FireWire terutama untuk eksternal storage ada pada penggunaan bridge. Baik untuk interface USB dan FireWire, perlu sebuah bridge controller untuk mengakses harddisk PATA ataupun SATA. Ditambah dengan bottleneck transfer rate pada kedua interface tersebut. Bridge ini juga tidak memungkinkan informasi SMART dari harddisk dapat diinformasikan secara akurat. Berbeda dengan eSATA yang tidak memerlukan bridge untuk harddisk SATA. Hanya sekadar adapter untuk kabel power dan data. Ini memungkinkan informasi SMART juga tersampaikan secara sempurna. Masalah bottleneck untuk transfer rate juga tidak terjadi untuk eSATA. Panjang kabel maksimal yang dimungkinkan untuk eSATA hanya 1 m, lebih pendek dibanding USB. Selain itu, keunggulan eSATA untuk kategori ini masih terlalu mutlak.Pemenang: eSATA







KecepatandanKinerja:
Untuk urusan kinerja, terlihat perbedaan yang cukup nyata. Transfer rate sangat menunjukkan keunggulan yang dimiliki eSATA. Seiring kemajuan teknologi harddisk, bottle neck untuk interface USB akan semakin terasa. Dapat dengan mudah terlihat dari maximum transfer rate dan average transfer rate yang mampu dihasilkan keduanya. Demikan juga dengan tingkat CPU usage yang dibutuhkan. Sedikit banyak bridge controller yang digunakan akan mempengaruhi hal ini. Sesuatu kekurangan yang tidak akan dirasakan untuk pengguna eSATA. Pada eSATA, harddisk SATA yang digunakan akan dapat menunjukkan kecepatan transfer yang sebenarnya mampu dilakukan. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel. Tentu saja hal ini akan sangat banyak ditentukan dengan harddisk yang digunakan. Semakin baik kinerja harddisk yang digunakan, maka kinerja yang maksimal hanya akan terasa pada pengguna eSATA. Maka untuk urusan kinerja, pendatang baru eSATA memberikan kemampuan menunjukkan kinerja yang sangat jauh lebih baik. Pemenang: eSATA

Kompatibilitas:
Seperti terlihat, perbedaannya demikian mencolok. Demikian juga dengan spesifasi yang dimiliki keduanya. Ini membuat USB2.0 menjadi tertinggal jika dibandingkan dengan eSATA. Namun tentunya ini juga memberikan konsekuensi tersendiri. eSATA memiliki kelemahan pada masalah kompatibilitas. Seperti contoh, pengembangan eSATA akan memerlukan sebuah port interface yang berbeda dengan SATA. Ini berlaku baik untuk perangkat storage juga interface dan tentu saja ketersediaan port. Dalam hal ini contohnya adalah motherboard. Tidak semua motherboard akan menyediakan port interface ini secara onboard. Belum dengan notebook untuk mobile computing yang masih jarang terlihat menyediakan port yang satu ini. Hal ini berbeda dengan penerapan pengembangan USB2.0. Masih dengan basis yang sama, sehingga kompatibilitas juga terjamin untuk backward compatibility. Ia juga tidak mengalami masalah untuk penyerapan jenis produk yang menggunakan port interface ini. Untuk masalah kompatibilitas, sementara masih dapat langsung membandingkan pengguna port USB dibandingkan dengan eSATA. Untuk hal yang satu ini, keunggulan masih memihak pada USB. Pemenang: USB


Kesimpulan

Jika PC yang Anda gunakan sudah mendukung eSATA, terutama dengan ketersediaan port eSATA ini, ada baiknya mulai mempertimbangkan untuk mengoptimalkan penggunaannya. Hal ini agaknya untuk sementara masih menjadi monopoli pengguna PC desktop. Sedangkan untuk mobile PC dan notebook umumnya, ketersediaan port yang satu ini masih sangat jarang kami temukan. Setidaknya belum terlihat pada notebook yang pernah kami uji selama ini. Untuk kinerja eSATA memang sangat jauh meninggalkan kinerja storage media dengan interface USB. Juga dengan beberapa fi tur penting seperti hot plug, yang memudahkan proses pemasangan dan pelepasan media, kapan saja diinginkan. Hanya satu keunggulan dari USB yang belum dimiliki eSATA. Sebagai pendahulu yang sudah lebih dulu dikenal dan menjadi populer, kompatibilitas menjadi keunggulan utamanya. Bisa dikatakan hamper semua PC yang masih mampu beroperasi dengan normal, sudah dilengkapi dukungan untuk interface yang satu ini. Ini berlaku baik PC dekstop maupun mobile. Hal ini belum mampu ditandingi eSATA. Jadi, sekiranya media penyimpanan ini berniat dijadikan media portable yang diharapkan dapat dioperasikan di PC lain, perlu dipastikan ketersediaan dukungan untuk eSATA ini. Atau setidaknya, untuk sementara memilih perangkat dengan multiple interface: eSATA dan USB menjadi alternatif ideal.


Dikutip dari PC media Edisi 10/2007 ( B. Setyo Ryanto)

0 komentar: