CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Kamis, 31 Desember 2009

Kalimat Efektif

Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan, pikiran, dan perasaan dengan tepat ditinjau segi struktur, diksi serta logikanya. Dengan kata lain kalimat efektif selalu berterima secara tata bahasa dan makna. Ketidakefektifan suatu kalimat disebabkan berabagai hal, antara lain:
1. Kontaminasi
2. pleonasme
3. ambiguitas
4. tidak jelas unsur subjek
5. kemubaziran preposisi
6. kesalahan logika
7. ketidak tepatan bentuk kata
8. ketidak tepatan makan kata
9. pengaruh bahasa daerah
10. pengaruh bahasa asing

Contoh :
Kalimat Tidak Efektif : Kalimat Efektif
Kepada para siswa diharap tenang Para siswa diharap tenang
Pencuri berhasil ditangkap polisi Pencuri telah ditangkap polisi
Rumahnya Amri sedang dicat Rumah Amri sedang dicat


Read more

Senin, 28 Desember 2009

SEKILAS TENTANG KRIPTOGRAFI

Kriptografi (cryptography) berasal dari kata crypto yang berarti rahasia dan graphy yang berarti tulisan. Jadi kriptografi merupakan bidang ilmu yang mempelajari penyandian pesan agar hanya pihak yang ditentukan saja yang bisa membaca pesan tersebut. Kriptografi dikatakan pula ilmu pengguna matematika untuk menyandikan (enkripsi) dan membuka sandi pesan (dekripsi).
Ilmu ini awalnya hanya populer dalam bidang kemiliteran yang digunakan untuk menyandikan pesan-pesan yang dikirimkan panglima ke pasukannya di garis depan, namun bidang ini menjadi semakin penting seiring dengan semakin berkembangnya teknologi dan semakin padatnya lalu lintas informasi yang terjadi, yang tentu saja semakin menuntut adanya suatu komunikasi data yang aman.
Ada empat tujuan mendasar dari ilmu kriptografi ini yang juga merupakan aspek keamanan informasi, yaitu :

1. Secrecy/Confidentiality, adalah layanan yang digunakan untuk menjaga isi dari informasi dari siapapun kecuali yang memiliki otoritas atau kunci rahasia untuk membuka/mengupas informasi yang telah di enkripsi.
2. Integrity Control, adalah berhubungan dengan penjagaan dari perubahan data secara tidak sah. Untuk menjaga integritas data, sistem harus memiliki kemampuan untuk mendeteksi manipulasi data oleh pihak-pihak yang tidak berhak, antara lain penyisipan, penghapusan, dan pensubsitusian data lain kedalam data yang sebenarnya.
3. Authentication, adalah berhubungan dengan identifikasi/pengenalan, baik secara kesatuan sistem maupun informasi itu sendiri. Dua pihak yang saling berkomunikasi harus saling memperkenalkan diri. Informasi yang dikirimkan melalui kanal harus diautentikasi keaslian, isi datanya, waktu pengiriman, dan lain-lain. Pihak yang berkomunikasi harus dapat memastkan bahwa pihak lain yang diajak berkomunikasi adalah benar-benar pihak yang dikehendaki.
4. Non-repudiation, atau nirpenyangkalan adalah usaha untuk mencegah terjadinya penyangkalan terhadap pengiriman/terciptanya suatu informasi oleh yang mengirimkan/membuat. Pembuktian korespondensi antara pihak yang mengirimkan suatu informasi dengan yang dikirimkan juga perlu dilakukan sehingga identitas pengirim suatu informasi dapat dipastikan dan penyangkalan pihak tersebut atas informasi yang telah dikirimnya tidak dapat dilakukan.

Dalam menjaga kerahasiaan data, kriptografi mentransformasikan informasi asli atau dikenal dengan sebutan (plaintext) ke dalam bentuk informasi yang di acak/di enkripsi (ciphertext) yang tidak dikenali. Ciphertext inilah yang kemudian dikirimkan oleh pengirim (sender) kepada penerima (receiver). Setelah sampai di penerima, ciphertext tersebut ditransformasikan kembali dalam bentuk plaintext agar dapat dikenali.
Suatu pesan yang tidak disandikan disebut sebagai plaintext ataupun dapat disebut juga sebagai cleartext.Proses transformasi dari plaintext ke ciphertext dikenal dengan proses enkripsi. Sedangkan proses transformasi dari ciphertext ke plaintext dikenal dengan proses dekripsi. Kedua proses tersebut dilakukan dengan menggunakan algoritma tertentu yang dikenal dengan kunci.
Berikut gambaran bagaimana plaintext bertransformasi ke ciphertext dan bagaimana ciphertext kembali menjadi plaintext:


Proses dekripsi/enkripsi sederhana

Rumusan secara sederhana :




Dikutip dari : Sutrakita.com


Read more

BITMAP Vs VEKTOR

    Tipe gambar grafis yang biasa diolah dengan menggunakan komputer adalah bitmap dan vektor. Masing-masing tipe gambar digital memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Gambar bitmap memiliki komposisi warna yang banyak hingga 32 bit, tetapi tidak peka terhadap pembesaran dan pengecilan gambar. Gambar vektor memiliki komposisi 6 bit tetapi memiliki kepekaan terhadap pembesaran dan pengecilan gambar.

Gambar Bitmap
    gambar bitmap merupakan kumpulan dari bit yang membentuk sebuah gambar. Gambar tersebut memiliki pixel yang memiliki warna masing-masing. Semakin banyak jumlah pixel maka akan semakin halus gambar tersebut.

Karakteristik Bitmap
    gambar bitmap mempunyai komposisi warna hingga 32 bit sehingga gambar yang menggunakan data bitmap mempunyai bobit file yang besar. Selain itu gambar bitmap memiliki kekurangan dalam hal pembesaran atau pengecilan gambar yang mempunyai efek pada ketajaman gambar.
    Namun gambar bitmap cukup simpel untuk pencetakan dengan menggunakan printer selama printer tersebut memiliki memory yang cukup.

Jenis gambar Bitmap
1.    Line-art
merupakan gambar yang hanya terdiri dari dua warna yaitu hitam dan putih.Biasanya gambar ini dijadikan gambar bitmap karena komputer hanya menggunakan 1 bit dimana warna hitam digunakan untuk membentuk gambar dan putih sebagai latar belakangannya untuk mendefinisikan masing-masing pixelnya.
2.    Grayscale Image
gambar ini terdiri dari bermacam-macam warna abu-abu untuk menghasilkan warna hitam dan putih.
3.    Multitones
gambar ini terdiri dari dua warna atau lebih. Gambar multitones yang biasa digunakan adalah duotones, yang terdiri dari paduan warna hitam dan warna khusus (pantone colour).
4.    Full Colour Image
merupakan jenis gambar yang memiliki warna yang tampak realistis. Menggunakan jenis-jenis standar warna seperti RGB, CMYK atau Lab.

Format File yang Digunakan Untuk Data Bitmap
    gambar dengan format data bitmap mempunyai berbagai macam jenis file yaitu:
•    BMP; format file yang terbatas, tidak cocok digunakan untuk cetak
•    EPS; format file yang fleksibel, yang dapat berisi gambar bitmap maupun vektor
•    GIF; biasanya digunakan untuk grafis-grafis di internet
•    JPEG; atau juga format file JFIF, biasa digunakan sebagai grafik atau gambar di internet karena memiliki tingkat ketajaman gambar yang dapat mempengaruhi bobot file
•    PICT; format file yang dapat berisi gambar bitmap maupun vektor, tetapi biasanya file ini hanya digunakan oleh komputer Macintosh dan tidak terlalu cocok untuk cetak
•    TIFF; merupakan format file bitmap yang paling populer untuk cetak




Gambar Vektor
    Grafis vektor adalah gambar yang ditampilkan menggunakan definisi matematis.



    Gambar di atas menunjukkan prinsip kerjanya. Pada gambar sebelah kiri, adalah gambar yang dihasilkan, dan pada gambar di sebelah kanan Anda dapat melihat garis-garis sesungguhnya yang menciptakan tampilan sebuah gambar.
    Masing-masing garis terdiri dari cukup banyak titik-titik poin yang saling terhubung, atau dapat juga terdiri dari beberapa titik poin pengontrol yang saling terhubung menggunakan bezier curves. Ini adalah salah satu metode yang dapat menciptakan hasil terbaik dan digunakan oleh kebanyakan aplikasi gambar saat ini.



    Gambar di atas menjelaskan kedua prinsip tersebut. Pada gambar kiri, lingkaran terbentuk oleh sejumlah titik-titik poin yang terhubung menggunakan garis lurus. Pada gambar kanan, Anda dapat melihat lingkaran yang sama, yang hanya dibentuk oleh 4 titik poin pengontrol saja.

Karakteristik Gambar Vektor
    Gambar vektor biasanya memiliki bobot file yang cukup kecil karena hanya berisi data mengenai bezier curves yang membentuk sebuah gambar. Format file EPS seringkali digunakan untuk menyimpan gambar vektor yang dapat memberikan penampilan gambar bitmap (bitmap preview image) dalam data bezier. Bobot file dari gambar penampilan biasanya lebih besar dari data bezier-nya sendiri.
    Dimensi gambar vektor biasanya dapat diubah tanpa mengurangi kualitas gambarnya sendiri. Hal ini yang menjadikannya ideal dalam pembuatan logo perusahaan, peta/denah, atau objek-objek lain yang seringkali membutuhkan perubahan skala/dimensi. Perlu diperhatikan, tidak semua gambar vektor dapat diubah skalanya sesuka Anda:
•    Gambar hanya dapat diubah skalanya hingga 20 persen lebih besar atau lebih kecil
•    Garis-garis tipis dapat menghilang jika gambar vektor diperkecil terlalu banyak
•    Kesalahan-kesalahan kecil pada sebuah gambar dapat terlihat jelas ketika gambar diperbesar terlalu besar
Cukup mudah untuk membuat sebuah gambar vektor yang sulit untuk dibuatkan output-nya. Khususnya penggunaan tiles (objek-objek kecil yang diuat berulang-ulang) dan efek lens pada Corel Draw dapat membuat file yang sangat kompleks.

Format File yang digunakan untuk Data Vektor
Secara umum data vektor dapat disimpan dalam format file:
1.    EPS; format file yang paling populer untuk menyimpan gambar vektor walaupun format EPS juga dapat berisi data bitmap.
2.    PDF; format file yang cukup serbaguna, yang dapat berisi data apa saja termasuk halaman-halaman lengkap
3.    PICT; format file yang dapat berisi data bitmap maupun vektor, tetapi biasanya hanya dapat digunakan oleh komputer macintosh

Dikutip dari : Blog Taufik Hendra


Read more

Minggu, 27 Desember 2009

eSATA vs USB

Interface SATA, cepat atau lambat mulai menggeser pendahulunya IDE untuk parallel ATA. Ini bukan berita baru lagi. Bagaimana dengan eSATA? Sudah pantaskan interface yang terutama digunakan untuk storage eksternal ini diperhitungkan? Layakkah mempertimbangkannya menjadi salah satu paramater, katakanlah dalam pemilihan sebuah motherboard.

Ukuran kapasitas harddisk yang demikian besar, tidak menjadi solusi ideal untuk semua orang. Selain kapasitas, kemampuan untuk dapat dipindah dengan mudah, terkadang menjadi sebuah parameter yang dibutuhkan. Baik itu untuk kebutuhan back-up, mengumpulkan data, fi le multimedia, dan seterusnya. Maka, hadirlah beragam eksternal storage. Sebelumnya sudah lebih dikenal beragam storage eksternal dengan interface USB dan FireWire. Meskipun cukup banyak yang menyertakan interface FireWire, namun keberadaan interface USB lebih populer dan banyak ditemukan di beragam perangkat. Kali ini eSATA akan dibandingkan dengan USB. Akan dibahas menjadi tiga bagian utama. Perbandingan fi tur dan spesifi kasi, kecepatan dan kinerja dari kedua interface tersebut, juga dari sisi kompatibilitas untuk kedua interface tersebut. Manakah yang ideal sebagai interface untuk storage eksternal? Akankah eSATA segera menggeser kepopuleran USB?


Fitur dan Spesifikasi:
Berbeda dengan USB yang sudah diperkenalkan sejak tahun 1996, dan pengembangan terakhir pada versi USB2.0 di tahun 2000 yang lalu. Bandingkan dengan SATA yang baru diperkenalkan mulai tahun 2003, yang kemudian dikembangkan menjadi interface ekternal dengan eSATA-nya. Dari tahun perkenalan dan pengembangannya pun sudah terlihat sebuah era yang berbeda. Kesamaan utama keduanya, ada pada penggunaan transfer data secara serial. Demikian juga dengan basis penggunaan teknologi yang memang berbeda. Diperuntukkan lebih khusus untuk interface perangkat eksternal, USB dikembangkan dengan tujuan utama memudahkan penggunaan beragam perangkat serial yang banyak digunakan, menggunakan sebuah bentuk interface tunggal yang baku. Dengan menyertai kemampuan plug-andplay, berikut kemampuan hot swap. Ini setidaknya mengurangi kebutuhan me-restart sistem saat memasang dan mencabut. Perangkat USB juga terus mengusahakan penggunaan dengan konsumsi daya yang minim, sehingga tidak memerlukan catuan daya tambahan. Walaupun untuk yang satu ini, pada pengembangannya terlihat beberapa jenis perangkat yang masih memerlukan tambahan catuan daya. Sedangkan, SATA mengikuti pola kesederhanaan dari USB. Dengan kombinasi sebagai interface storage untuk PC. Dan jadilah sebuah interface koneksi yang lebih sederhana daripada 40 kabel untuk PATA. Penggunaannya untuk storage eksternal mulai digunakan pada pertengahan tahun 2004. Masih dengan standardisasi yang kebanyakan sama dengan SATA, kecuali untuk signaling potential yang memiliki toleransi yang lebih besar. Keunggulan dibandingan interface USB dan juga FireWire terutama untuk eksternal storage ada pada penggunaan bridge. Baik untuk interface USB dan FireWire, perlu sebuah bridge controller untuk mengakses harddisk PATA ataupun SATA. Ditambah dengan bottleneck transfer rate pada kedua interface tersebut. Bridge ini juga tidak memungkinkan informasi SMART dari harddisk dapat diinformasikan secara akurat. Berbeda dengan eSATA yang tidak memerlukan bridge untuk harddisk SATA. Hanya sekadar adapter untuk kabel power dan data. Ini memungkinkan informasi SMART juga tersampaikan secara sempurna. Masalah bottleneck untuk transfer rate juga tidak terjadi untuk eSATA. Panjang kabel maksimal yang dimungkinkan untuk eSATA hanya 1 m, lebih pendek dibanding USB. Selain itu, keunggulan eSATA untuk kategori ini masih terlalu mutlak.Pemenang: eSATA







KecepatandanKinerja:
Untuk urusan kinerja, terlihat perbedaan yang cukup nyata. Transfer rate sangat menunjukkan keunggulan yang dimiliki eSATA. Seiring kemajuan teknologi harddisk, bottle neck untuk interface USB akan semakin terasa. Dapat dengan mudah terlihat dari maximum transfer rate dan average transfer rate yang mampu dihasilkan keduanya. Demikan juga dengan tingkat CPU usage yang dibutuhkan. Sedikit banyak bridge controller yang digunakan akan mempengaruhi hal ini. Sesuatu kekurangan yang tidak akan dirasakan untuk pengguna eSATA. Pada eSATA, harddisk SATA yang digunakan akan dapat menunjukkan kecepatan transfer yang sebenarnya mampu dilakukan. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel. Tentu saja hal ini akan sangat banyak ditentukan dengan harddisk yang digunakan. Semakin baik kinerja harddisk yang digunakan, maka kinerja yang maksimal hanya akan terasa pada pengguna eSATA. Maka untuk urusan kinerja, pendatang baru eSATA memberikan kemampuan menunjukkan kinerja yang sangat jauh lebih baik. Pemenang: eSATA

Kompatibilitas:
Seperti terlihat, perbedaannya demikian mencolok. Demikian juga dengan spesifasi yang dimiliki keduanya. Ini membuat USB2.0 menjadi tertinggal jika dibandingkan dengan eSATA. Namun tentunya ini juga memberikan konsekuensi tersendiri. eSATA memiliki kelemahan pada masalah kompatibilitas. Seperti contoh, pengembangan eSATA akan memerlukan sebuah port interface yang berbeda dengan SATA. Ini berlaku baik untuk perangkat storage juga interface dan tentu saja ketersediaan port. Dalam hal ini contohnya adalah motherboard. Tidak semua motherboard akan menyediakan port interface ini secara onboard. Belum dengan notebook untuk mobile computing yang masih jarang terlihat menyediakan port yang satu ini. Hal ini berbeda dengan penerapan pengembangan USB2.0. Masih dengan basis yang sama, sehingga kompatibilitas juga terjamin untuk backward compatibility. Ia juga tidak mengalami masalah untuk penyerapan jenis produk yang menggunakan port interface ini. Untuk masalah kompatibilitas, sementara masih dapat langsung membandingkan pengguna port USB dibandingkan dengan eSATA. Untuk hal yang satu ini, keunggulan masih memihak pada USB. Pemenang: USB


Kesimpulan

Jika PC yang Anda gunakan sudah mendukung eSATA, terutama dengan ketersediaan port eSATA ini, ada baiknya mulai mempertimbangkan untuk mengoptimalkan penggunaannya. Hal ini agaknya untuk sementara masih menjadi monopoli pengguna PC desktop. Sedangkan untuk mobile PC dan notebook umumnya, ketersediaan port yang satu ini masih sangat jarang kami temukan. Setidaknya belum terlihat pada notebook yang pernah kami uji selama ini. Untuk kinerja eSATA memang sangat jauh meninggalkan kinerja storage media dengan interface USB. Juga dengan beberapa fi tur penting seperti hot plug, yang memudahkan proses pemasangan dan pelepasan media, kapan saja diinginkan. Hanya satu keunggulan dari USB yang belum dimiliki eSATA. Sebagai pendahulu yang sudah lebih dulu dikenal dan menjadi populer, kompatibilitas menjadi keunggulan utamanya. Bisa dikatakan hamper semua PC yang masih mampu beroperasi dengan normal, sudah dilengkapi dukungan untuk interface yang satu ini. Ini berlaku baik PC dekstop maupun mobile. Hal ini belum mampu ditandingi eSATA. Jadi, sekiranya media penyimpanan ini berniat dijadikan media portable yang diharapkan dapat dioperasikan di PC lain, perlu dipastikan ketersediaan dukungan untuk eSATA ini. Atau setidaknya, untuk sementara memilih perangkat dengan multiple interface: eSATA dan USB menjadi alternatif ideal.


Dikutip dari PC media Edisi 10/2007 ( B. Setyo Ryanto)


Read more